Breaking News

Dugaan' Mark-Up Dana BOS 2020-2022 SMP Muhammadiyah 1 Gisting! Ada Uang Infak Setor Ke Organisasi

TANGGAMUS,Lampung Bersinar.com -- Pengelolaan dana anggaran biaya operasional sekolah (BOS) SMP Muhammadiyah 1 Gisting,  mulai periode tahun 2020, 2021, 2022 'diduga' telah terjadi penyimpangan atau Mark-up oleh oknum, khususnya dalam bidang pengembangan perpustakaan, kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler. Kamis, 12/10/2023.

Selain itu, dalam penerimaan peserta didik baru para siswa di wajibkan membayar uang komite berkedok infak, dimana dana hasil pembayaran peserta didik baru ini, peruntukannya bukan untuk kepentingan sekolah, namun diserahkan kepada organisasi yang menaungi sekolah tersebut, dimana saat ini jumlah siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Gisting berjumlah sebanyak 234 orang.

Adapun jenis kegiatan pada masa 2020, 2021, 2022 seperti penerimaan peserta didik baru, pengembangan perpustakaan, kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler, kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran, administrasi kegiatan sekolah, pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan, langganan daya dan jasa, pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah, penyediaan alat multi media pembelajaran, pembayaran honor, dengan total keseluruhan nilai anggaran biaya Rp.939.624.700. 

Dan diketahui bersama pada tahun 2020 Covid-19 masih melanda, sehingga aturan ketat pembatasan semua kegiatan sekolah diberlakukan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi maupun daerah. Setiap program tersebut menelan anggaran biaya cukup fantastis contoh pada saat penerimaan siswa baru medio 2020 sampai 2022.

Ketika dikonfirmasi Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Gisting, Hartono.S,PD di dampingi oleh mantan kepala sekolah Saiful Anwar.S,PD menyampaikan, bahwa penggunaan dana bos SMP Muhammadiyah 1 Gisting dialokasikan sesuai juknis seperti 8 standar penggunaannya, penarikan iuran komite terhadap siswa tersebut ada aturan yang mendasar, dana itu disetorkan oleh pihak sekolah kepada yayasan Muhammadiyah. Dana itu adalah uang infak siswa (UIS) yang di setorkan kepada yayasan guna menghidupkan organisasi dari tingkat bawah sampai tingkat pusat, dengan per-siswa Rp. 75.000.

Terkait dengan tahun 2020 ketika Covid-19 melanda yakni kegiatan ekstrakulikuler di SMP Muhammadiyah, ia mengakui sebab adanya kekeliruan, dalam hal itu juga pihaknya merubah kegiatan melalui arkas dan ada kesepakatan dari dinas pendidikan Tanggamus, contohnya seperti kegiatan dialihkan ke pembinaan di rumah-rumah siswa, kemudian sistem daring, pembelian pulsa dan lainnya.

" Untuk kegiatan pengembangan perpustakaan di SMP Muhammadiyah memang dilaksanakan, sesuai dengan kemampuan dengan melakukan pembelian buku secara bertahap sesuai dengan kebutuhan sekolah melalui MKKS bekerjasama dengan rekanan dan tak lepas dari persetujuan dari Kepala Dinas Pendidikan Tanggamus,"Ucap Saiful.

Ketika ditanya oleh media ini, berapa jumlah dan harga satuan buku yang dibeli oleh pihak sekolah, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Gisting Hartono dan Saiful Anwar, kompak tak mengetahui mereka beralasan semua data dipegang oleh bendahara sekolah dan kebetulan sedang izin. Saiful mengaku dalam setahun ada 3 kali tahap pengiriman buku, 1 kali kirim hanya berkisar 4 juta rupiah.

Namun hal itu berbanding terbalik pada kenyataannya, berdasarkan penelusuran data yang telah terhimpun di lapangan, SMP Muhammadiyah 1 Gisting, pada tahun 2020 alokasi anggaran di pengembangan perpustakaan menelan anggaran kurang lebih 24 juta rupiah dan terus naik di tiap tahunnya, disinyalir terjadi penumpukan buku yang kemudian tak bisa lagi terpakai, sehingga terkesan hanya menghambur-hamburkan angggaran semata.

" Memang buku-buku itu juga terpengaruhi oleh kurikulum yang berganti, digunakan siswa, ada yang sudah dalam kondisi rusak. Mungkin itu senilai 24 juta namun dibagi menjadi 10 pelajaran. Ada semua detail harga, Kurang memahami ya nominal harga dan jumlah buku secara keseluruhan. Semua buku itu ada di perpustakaan, yang pasti kebutuhan swasta ini lebih banyak dari yang lain,"kilah keduanya. (Tim)
© Copyright 2022 - Lampung Bersinar